Perjalananku Menuju Okupasi Terapi (bagian 2)

Assalamu’alaikum..
Ini lanjutan cerita yang pertama ya..
Berhubung pas ngecek lagi itu sudah malam dan ngantuk, jadilah saya kurang teliti. Pada akhirnya, saat semua berkas sudah mau dikirim (sudah disegel amplop berkasnya), saya merasa ada yang salah. Lalu saya bongkar lagi amplopnya, dan ternyata saya salah mengisi program jurusan untuk pilihan kedua saya.

Niat awal pilihan pertama DIII okupasi terapi dan pilihan kedua DIII fisioterapi eh ternyata saya salah klik (pada pilihan kedua) menjadi DIV fisioterapi.

Berhubung sudah terlanjur dan daripada membayar uang pendaftaran lagi, ya sudahlah ya, namanya juga kurang teliti. Jadi, saya berdoa semoga yang diterima yang DIII okupasi terapi. Walaupun sempat pesimis karena teman saya yang mendaftar di poltekkes lain tidak diterima karena yang diterima hanya 20% dari pendaftar PMDP. Ditambah dengan peminat okupasi terapi yang lumayan bikin hati ketar-ketir. Dengan kekuatan doa, niat, dan restu dari orang tua, Alhamdulillah saya diterima di Poltekkes Surakarta jurusan DIII okupasi terapi.

Alasan masuk (DIII) okupasi terapi?
Karena saya kuliah untuk bekal kerja sehingga memilih diploma dan karena keterbatasan biaya sehingga saya memilih DIII daripada DIV. Ditambah,  jurusan okupasi terapi cuma ada dua di Indonesia. Jadi, saingan kerjanya nanti tidak terlalu banyak. Juga di Indonesia masih membutuhkan okupasi terapis dalam jumlah yang banyak.

Saran pribadi saya ya :)
Sebelum memilih jurusan kuliah, tolong temukan niat awal, seperti ‘kenapa harus kuliah?’, ‘apa tujuan setelah kuliah?’, ‘peluang kerja ke depannya’, dan saya berharap jangan lupa jasa orang tua kalian setelah nanti sukses, jangan mengedepankan gengsi ‘kalau nggak kuliah, malu’, ‘kalau nggak kuliah nanti cari kerja sulit’, ‘yang penting kuliah’, dsb. Kalau niat awal kalian cuma itu atau malah masih bingung mending kalian konsul sama guru BK, orang tua, teman, tetangga, cari tentang bakat dan minat kalian (bisa coba di bidik masa depan di http://bidikmasadepan.com/testbmd/index.php/peserta walaupun saran di sana masih terbatas tapi ya lumayan nyrempet sih), dan berdoalah kepada Tuhan mu minta petunjuk yang terbaik.
Dan jangan terlalu memberatkan orang tua dengann biaya kuliah kalian. Kalau bisa cari beasiswa dan usaha untuk dapat prestasi yang terbaik. Dan satu lagi, kalau kalian dapat beasiswa karena kurang mampu, tolong beasiswa itu dijadiin motivasi kalian, jangan karena udah dapet beasiswa kalian jadi ‘udahlah kuliah jalani aja, toh pasti lulus, udah ada yang bayar kok’ dan IP kalian pas-pas’an. Tolong jadilah orang yang ‘aku udah dapet beasiswa, jadi aku harus buktiin kalau aku emang pantes dapet reward itu, bukan karena aku “dikasihani” (maaf), aku harus bisa banggain orang tuaku, jadi orang sukses, biar orang tuaku nanti hidupnya lebih enak lagi’. 

Sekian pengalaman saya, semoga bermanfaat, ambil hikmahnya, buang jeleknya, maaf apabila ada salah kata dan ada yang tersinggung, semoga kita bisa menjadi lebih baik lagi.. aamiin :)
Wassalamu’alaikum..

Komentar

  1. Assalamualaikum kak.
    Kak saya mau tanya kalau daftar lewat jalur PMDP itu harus punya sertifikat menang lomba atau nilai saja. kalau kakak kemarin melampirkan sertifikat atau tidak?.
    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam novianti sya'bani, maaf baru buka blog lagi, hehe (semoga belum telat bales nya)
      kalau aku cuma nilai rapor sem 1-5 saja, soalnya pas SMA aku nggak pernah ikut lomba, hehe
      btw, salam kenal dan makasih sudah mampir dan komen :D (mau ty2 lagi juga nggak apa2)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Selamat pagi mau tanya untuk tes masuk itu tes tertulis ya? Sulitkah tes masuknya? Syaratnya apa aja? Terimakasih

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Ka rapot nya ada yang 70 pas nggak nilai nya? Pesimis banget aku ka :(

    BalasHapus
  6. Halo kak.boleh kenalan gak kak? Nama ig kakak apa ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

OKUPASI TERAPI (OCCUPATIONAL THERAPY)

PENGALAMAN KULIAH OKUPASI TERAPI SELAMA 3 SEMESTER (bagian 1)